Quantcast
Channel: Flashfiction – Chem Is (always) Try
Viewing all articles
Browse latest Browse all 10

Manusia Terakhir

$
0
0
Malam itu, aku masih berjalan terseok-seok di jalanan sepi sambil menyeret sebuah karung besar, menuju dermaga. Bau anyir menguar di udara. Akhir-akhir ini aku terbiasa melihat spesiesku tergeletak tak bernyawa. Pemandangan ini sangat biasa, seperti ketika kamu melihat ikan-ikan mati yang dijual di pinggir jalan.

Kurasa aku adalah satu-satunya manusia baik yang tersisa di pulau ini. Karena itu, aku harus segera meninggalkan pulau. Aku tak akan mampu hidup sendirian di pulau suram ini. Semoga mereka tidak membakar semua perahu di dermaga.

Tepat ketika kakiku melangkah di jembatan menuju dermaga, dalam keremangan cahaya lampu yang menggantung di sisi jalan, aku melihat mereka. Dengan menenteng benda keras di tangan mereka yang amis, mereka menghampiriku.

Saat itu, kupikir, ketika aku mengeluarkan mesin pemotong kayu dari dalam karung yang kuseret, aku akan benar-benar menjadi manusia baik terakhir. Agaknya akan sedikit mustahil. Mereka berenam sedangkan aku seorang diri dan harus memotong leher mereka satu per satu. Yah, mereka pasti memotong tanganku sebelum kulakukan hal itu. [R]


Viewing all articles
Browse latest Browse all 10

Trending Articles